Selasa, 03 Mei 2016

LAPORAN PERJALANAN TUGAS IBD

LAPORAN AKHIR PERJALANAN


Disusun oleh :
Farrasta Khoirunnas Saum (52415535)
Irsyha Fadzryzah (53415451)
M. Masum Bilhaqqi (53415962)
Muhamad Gifari R (54415617)
Robi Pradana M (56415227)

Kelas : 1IA12

Fakultas Teknologi Industri
Jurusan Teknik Informatika
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya Wisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan menambah pengalaman. Setelah karya wisata dilaksanakan, mahasiswa diwajibkan untuk menyusun karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah selesai dilaksanakan.
Laporan karya tulis ini membahas tentang objeck wisata di Taman Mini Indonesia Indah , khususnya membahas tentang kebudayaan dan rumah adat daerah Sumatera Barat
B. Tujuan
Tujuan yang hendak kami capai dalam pembuatan laporan perjalanan ini :
Menyelesaikan tugas akhir Ilmu Budaya Dasar
Untuk mengembangkan potensi, etika, estetika, dan pratika.
Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa.
Mensyukuri Keindahan Alam
Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputar TMII.


BAB II
LAPORAN PERJALANAN
1.   Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Pada hari Minggu, 1 Mei 2016, kami berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang terletak di Jakarta Timur. Kami berkumpul di pintu utama TMII pukul 09.00 WIB, kami berangkat menuju TMII menggunakan transportasi ojek online dan motor pribadi. Kami janjian ketemu di gerbang utama TMII karena lebih mudah ditemukan dan dekat dengan tujuan tempat kami.
Selembar kertas berwarna merah dengan bertuliskan Taman Mini “Indonesia Indah” merupakan selembar tiket masuk TMII yang di peroleh dengan membayar sebesar Rp10.000 untuk perorangan. Jika membawa kendaraan pribadi, kita akan dikenakan biaya untuk mobil sebesar Rp 10.000 motor sebesar Rp 6.000 dan sepeda sebesar Rp1.000 Setelah kami mendapatkan tiket, kami menuju ke  Anjungan Sumatra Barat. Jarak dari pintu utama TMII ke Anjungan Sumatra Barat  yaitu kurang lebih 1 km sangat dekat dengan gerbang utama tempat tujuan kami.
Setibanya kami di Anjungan Sumatra Barat, kami langsung dan langsung mengambil gambar dan melihat lihat rumah gadang dari padang dang baju adat adat nya



2.   Anjungan Sumatra Barat
Kesan pertama kali saat melihat rumah rumahnya sangan lah besar ada rumah gadang, balairung, sarau/mushola, rangkiang, dan perpustakaan dan semuanya terlihat klasik namun mewah. Pertama kami memasuki rumah Balairung.

Balairung anjungan Sumatera Barat difungsikan sebagai tempat aktifitas kesenian dan balai pertemuan.Balai ini memang tidak pernah sepi dari aktifitas kesenian, karena berbagai kesenian Sumatera barat kini bnerkembang pesat dan makin disukai baik dari warga Sumbar maupun dari luar daerah.Pada hari Minggu dan libur, anjungan ini kerap mengadakan acara-acara seperti Lomba lagu Minag, parade tari Minang, manghoyak Tabuik dan peragaan berbagai upacara adat.Bangunan lainnya adalah surau, yang difungsikan sebagaimana mestinya, serta sebuah kafetaria sederhana, tempat orang dapat berkenalan dengan berbagai macam masakan padang

.

Setelah itu kami langsung masuk ke rumah gadang yang besar dan luas dan di TMII tempannnya bersebelahan dengan tempat Balairung dan ini lah foto rumah gadang
Rumah Gadang didirikan di atas tanah kaum yang bersangkutan. Jika hendak didirikan, panghulu dari kaum tersebut mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan anak kemenakannya. Setelah dapat kata sepakat dibawa kepada panghulu-panghulu yang ada dalam persukuan dan seterusnya dibawa kepada panghulu-panghulu yang ada di nagari.
Untuk mencari kayu diserahkan kepada orang kampung dan sanak keluarga. Tempat mengambil kayu pada hutan ulayat suku atau ulayat nagari. Tukang yang mengerjakan rumah tersebut berupa bantuan dari tukang-tukang yang ada dalam nagari atau diupahkan secara berangsur-angsur.
Dilihat dari cara membangun, memperbaiki dan membuka (merobohkan) rumah gadang, ada unsur kebersamaan dan kegotongroyongan sesama anggota masyarakat tanpa mengharapkan balas jasa. Fungsi sosial sangat diutamakan dari fungsi utamanya. Walaupun suatu rumah gadang merupakan milik dan didiami oleh anggota kaum tertentu, namun pada prinsipnya rumah gadang itu adalah milik nagari, karena mendirikan sebuah rumah gadang didasarkan atas ketentuan-ketentuan adat yang berlaku di nagari dan setahu panghulu-panghulu untuk mendirikan atau membukanya.
Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat acara adat. Ukuran ruang tergantung dari banyaknya penghuni di rumah itu. Namun, jumlah ruangan biasanya ganjil, seperti lima ruang, tujuh, sembilan atau lebih. Sebagai tempat tinggal, rumah gadang mempunyai bilik-bilik dibagian belakang yang didiami oleh wanita yang sudah bekeluarga, ibu-ibu, nenek-nenek dan anak-anak.
Fungsi rumah gadang yang juga penting adalah sebagai iringan adat, seperti menetapkan adat atau tempat melaksanakan acara seremonial adat seperti kematian, kelahiran, perkawinan, mengadakan acara kebesaran adat, tempat mufakat dan lain-lain. Perbandingan ruang tempat tidur dengan ruang umum adalah sepertiga untuk tempat tidur dan dua pertiga untuk kepentingan umum. Pemberian ini memberi makna bahwa kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi.



                                   
 Lampiran :



     BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai warga Negara yang baik, sudah sepantasnya kita menjaganya agar tetap lestari dan wisatawan domestik maupun mancanegara betah di Indonesia.Sehingga bias meningkatkan devisa Negara.

B. Saran
Penyusun dengan segala keterbatasan yang ada, menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar